Saat rasa putus asa yang terlampau dalam dan, hanya keajaiban do’a yang dapat mengubahnya. Kisah ini menceritakan tentang bagaimana kekuatan do’a mengubahku, bagaimana Allah, menunjukan kebesarannya secara langsung terhadapku, dan menemaniku hingga aku berada pada fase ternyaman dalam hidupku.
Aku seorang remaja putri yang mengalami mental breakdown karena perundungan yang aku alami di masa sekolah, masa-masa indah yang seharusnya aku rasakan berubah menjadi mengerikan sejak pertama aku menjejakan kakiku di sekolah Menengah Atas.
Sebagai korban bullying, tentu saja aku sangat takut saat akan berangkat ke sekolah, aku takut, bertemu dengan mereka yang terus menerus memerasku, mengancam, bahkan tak segan pula mereka melecehkanku, baik secara fisik maupun verbal. Tak hanya sekali dua kali aku berusaha melaporkan perbuatan mereka kepada pihak sekolah, namun nihil, pihak sekolah tak mempercayai perkataanku, justru aku yang di tuduh menyebarkan nama baik karena menuduh tanpa bukti. Lelah, muak, dan putus asa, aku menghadapi semua tindakan pembully-an hampir setiap harinya, kepada siapa aku harus mengadu? Sedangkan kedua orangtuaku, hanya orang biasa dengan penghasilan pas-pasan, yang tak mungkin aku akan mengadukan apa yang aku alami di sekolah, yang ada hanya menambah beban Ayah dan Ibuku saja, aku tak mau itu.
Percaya kah kalian akan janji Allah, bahwa akan selalu ada pelangi setelah hujan? Aku percaya itu, Allah selalu bersamaku dalam setiap keadaan dan kondisi. Setiap malam, di sepertiga malam, aku selalu bersujud, memohon kekuatan pada pundakku, dan kesabaran yang lebih luas dalam hatiku, aku tak pernah meminta kepada-Nya untuk memberikan hukuman kepada mereka yang membullyku, aku hanya meminta kepada-Nya untuk memberikanku kekuatan, kesabaran, dan keberanian setiap harinya, aku tak perdulikan mereka para tukang bully, aku hanya ingin tetap waras, di tengah pembully-an ini, karena percaya atau tidak, sebagaian besar korban bullying di sekolah, mereka mengambil jalan pintas dengan mengakhiri hidup mereka sendiri untuk keluar dari pembully-an tersebut. Namun itu tidak berlaku bagiku, aku tidak ingin mati konyol dan mengenaskan hanya karena bullying. Aku ingin membuka mata para korban bullying, bahwa mereka juga masih bisa mempertahankan kewarasan mereka dan meraih mimpi-mimpi mereka.
Satu keajaiban yang Allah tunjukan padaku, saat aku selalu meminta kekuatan, kesabaran, dan keberanian, Allah justru memberiku lebih dari itu. Pagi itu, aku tak tahu ada angin apa atau, sesuatu yang membentur kepala Ketua Komite Sekolah, tiba-tiba saja, komite sekolah memanggil mereka ber-empat ke ruang kepala sekolah, kepala sekolah meminta penjelasan kepada mereka terkait kasus bullying yang meraka lakukan di sekolah terhadapku dan mungkin saja, bukan hanya aku korbannya. Dan ya, benar saja memang itu kenyataannya, bukan hanya aku korbannya. Mereka di ancam akan di keluarkan dari sekolah apabila tidak mengakui perbuatan mereka dan mereka di wajibkan untuk meminta maaf kepada para korban bullying mereka, juga berjanji tidak mengulanginya lagi atau, mereka akan di keluarkan dari sekolah. Aku selalu mengira sekolah hanya diam menanggapi aduanku, namun ternyata, setelah banyak yang mengadukan perbuatan meraka, komite sekolah mulai menyelidiki tentang kasus bullying tersebut. Tanpa henti aku berucap syukur, Allah telah membantuku dengan masalah ini. Masalah yang mungkin tak dapat ku selesaikan sendiri tanpa campur tangan-Nya.
Sepertiga malam, pasti kalian pernah mendengarnya, tentang kekuatan do’a pada sepertiga malam terakhir. Dalam HR. Bukhari dijelaskan bahwa siapa saja yang berdo’a pada waktu sepertiga malam terakhir, akan Allah kabulkan do’anya, dan aku percaya itu. Karena setelah kasus bullying itu, aku meneruskan mimpiku, menjalani sekolah seperti biasa tanpa rasa was-was lagi akan bullying. Di sepertiga malam, aku selalu memohon untuk kelancaran jalanku menuju kesuksesan dan keberkahan diriku dalam menuntut ilmu. Dan 3 tahun berlalu, hingga tiba hari kelulusan, Allah memberiku hadiah kelulusan dengan nilai terbaik untukku, dan beasiswa penuh di Universitas Negeri ternama di kota pelajar Yogyakarta. Air mataku terus mengalir saat menerima undangan beasiswa di Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Bersujud, bersyukur atas nikmat-Nya. Siapa yang akan menyangka aku, yang dulu menjadi korban bullying semasa sekolah, tidak memiliki seseorang yang percaya akan diriku, dan terlebih aku, hanya berasal dari keluarga sederhana, bisa mendapatkan beasiswa penuh di PTN ternama di Negeri ini. Di sepertiga malam, aku hanya meminta agar bisa mendapatkan beasiswa, baik itu PTN atau PTS tak jadi masalah, yang terpenting tak terlalu membebani Ayah dan Ibu namun lihatlah, Allah justru memberikan Universitas Gajah Mada padaku.
Aku mulai sibuk menyiapkan segala keperluan akan kepindahanku ke kota pelajar Yogyakarta, rencananya, aku akan menetap disana sampai kuliahku selesai, itu rencana awal, tapi tidak tahu jika nantinya Allah akan memberikan kejutan-kejutan lagi disana. Perjalanan sepertiga malamku masih terus berlanjut dengan untaian do’a yang aku panjatkan setiap harinya, memang Allah tidak menjawab secara langsung, namun Dia akan memberikan jawaban atas segala do’a diwaktu yang tepat. Kejutan Allah untukku masih berterus berdatangan hingga aku di buat ternganga oleh-Nya. Kehidupanku di kota pelajar dipenuhi dengan kebahagian, aku dikeliling oleh orang-orang yang perduli dan sayang padaku. Dan keindahan kota Jogja selalu membuatku berdecak kagum setiap harinya. Sungguh, Allah benar-benar menjadi pendengar terbaik bagiku, disaat aku tak memiliki siapapun untuk aku ajak bicara, Allah siap mendengarkanku melalui sajadah, dan bumi tempatku bersujud di sepertiga malam. Percaya lah, saat kau berbisik pada bumi dan langit mendengarnya, kau hanya akan mampu bersyukur dan takjub bahwa sedekat itu jarakmu dengan Allah.
Berdo’a dan memohonlah kepada-Nya maka, Allah akan mengabulkan di saat yang tepat.
Komentar
Posting Komentar